SDLC (Systems Development Life Cycle)

by - March 09, 2016


Apa itu SDLC?

well, kalian pasti terdengar asing saat pertama kali mendengar apa itu SDLC . SDLC ialah singkatan dari Systems Development Life Cycle yang berarti siklus hidup pengembangan system. Bayangkan saja system saja memiliki siklus hidup nya , masa kamu enggak, hahahah.



Jadi, SDLC ialah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem itu sendiri. Jadi seorang analisis dan programmer lah yang dapat membangun ataupun merancang sistem. Konsep dari siklus pengembangan sistem ini sendiri umumnya merujuk pada sistem informasi ataupun informasi.

SDLC ini sendiri juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap : perencanaan sistem (planning), analisa (Analysis), desain (Design), implementasi (Implementation), uji coba (testing), dan pengelolaan (Maintenance) .

Di dalam artikel kali ini, ini sangat memiliki keterkaitan dengan Rekayasa Perangkat Lunak, dan berhubungan dengan SDLC itu sendiri. Karena konsep SDLC itu sendiri mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Oleh karena itu, SDLC memiliki fase-fase atau tahapan dalam pengembangan sistemnya. Berikut ini terdapat penjelasannya.

1. Perencanaan Sistem (Planning)  

Perencanaan adalah awal dari segalanya. Tahapan awal yang harus dimiliki dalam merancang sebuah sistem ialah planning. Fase ini merupakan tahapan analisa awal dimana kita mencari data, analisa kelayakan, dan melakukan proses pertemuan dengan pengguna. Perencanaan sistem itu sendiri lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem atau feasibility study. Aktivitas yang meliputi pengembangan ini yakni :
  • Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
  • Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
  • Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
  • Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
  • Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.

2.  Analisa (Analysis)
Dalam Fase Analisa ini dimana merupakan sebuah aktivitas investigasi terhadap sistem yang akan dibangun, dan membuat analisa kebutuhan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Aktivitas yang terdapat didalam fase analisa ini melakukan studi literatur untuk menemukan kasus yang bisa ditangani oleh sistem. Didalam sudut pandang untuk tim pengembang, brainstorming  dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang tepat dimodelkan didalam sebuah sistem. Jika kalian sudah melakukan tahap analisa ini, maka kalian akan tau, tujuan kalian dalam melakukan pengembangan sistem ataupun pembangunan sistem itu sendiri.


3. Desain Sistem (Design)
Setelah melakukan tahap analisa, selanjutya kita melakukan fase design kedalam suatu sistem. Di tahapan ini, pengembang dituntut untuk serius dalam melakukan features dan operasi-operasi sistem, sehingga harus dideskripsikan secara detail. Didalam perancangan sistem. Aktivitas yang dimiliki seperti menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem, Menganalisa data dan membuat skema database, serta merancang user interface.


4. Implementasi (Implementation)
Didalam tahapan implementasi ini, merupakan tahapan dimana mengimplementasikan hasil rancangan pada tahap-tahap sebelumnya. Di fase ini kita melakukan pengujian sistem desain yang telah dibuat. Uji coba sangat penting dalam melakukan pembangunan disuatu sistem. Didalam implementasinya terdapat aktivitas yakni pembuatan database sesuai skema rancangan, pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem, serta pengujian dan perbaikan suatu aplikasi (debugging) .


5. Pengujian (Testing)
Fase ini merupakan fase uji coba aplikasi sistem yang telah diimplementasikan. Fase ini tidak boleh terlewatkan , karena fase ini merupakan evaluasi dari implementasi sebelumnya. Dari fase inilah pengembang dapat menilai mana sistem yang masih tergolong salah dan mana yang benar, sehingga pengembang dapat memutuskan untuk kembali ketahap selanjutnya atau tidak.


6. Pengelolaan (Maintenance)
Selanjutnya setelah melewati tahap pengujian, terdapat tahap pemeliharaan atau pengelolaan yang biasa kita kenal dengan maintenance. Maintenance itu sendiri dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk mengelola sistem agar tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan. Karena jika tidak ada maintenance, maka aplikasi yang akan dijual ke client, mungkin akan terjadi masalah jika tidak ada yang melakukan perawatan ataupun yang mengelola aplikasi itu tersebut.

Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.

Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi system.

Kelebihan dan kekurangan di dalam SDLC itu sendiri itu menurut saya sebagai penulis itu tergantung dengan model implementasi apa yang akan pengembang pilih. Didalam model Rekayasa perangkat lunak tersebut itu terdapat beberapa modelnya yakni seperti model waterfall, prototype, RAD, Spiral, dll. Terdapat banyak kelebihan dan juga kekurangan yang ada di tiap model.


Demikian yang bisa saya tulis, semoga artikel yang saya buat dapat bermanfaat bagi kalian semua yang membacanya. Sekian seputar informasi dari SDLC dari saya, sampai bertemu di posting selanjutnya :) .

You May Also Like

0 comments